Mengikuti Trail Run yang Luar Biasa pada Indonesia Masters Mountain Race 2024

 


Langit pagi Lembah Sentul masih remang-remang saat langkah kaki pertama saya menjejakkan tapak di garis start. Udara sejuk khas pegunungan menyambut dengan lembut, sementara aroma tanah lembab dan embun pagi membangkitkan semangat yang telah lama saya simpan untuk hari ini. 21 Desember 2024 menjadi tanggal yang tak akan saya lupakan—saat saya menjadi bagian dari Indonesia Masters Mountain Race 2024, sebuah ajang trail run bergengsi yang diadakan di jantung alam Bogor, tepatnya di kawasan Lembah Sentul.

Saya mengikuti kategori Master 7K, yang meski “hanya” berjarak tujuh kilometer, namun menyuguhkan tantangan yang tidak bisa diremehkan. Rute ini membawa para pelari melalui bentang alam yang luar biasa indah sekaligus menguji fisik dan mental, terutama saat harus melewati dua titik legendaris: Curug Cibingbing dan Puncak Bukit Paniisan yang menjulang di ketinggian 846 meter di atas permukaan laut. Bagi saya, inilah perpaduan antara petualangan dan kontemplasi; trail run yang tidak hanya soal kecepatan, tapi juga tentang menyatu dengan alam dan mengalahkan diri sendiri.

Begitu peluit dibunyikan, derap kaki para pelari mulai menggema di antara pepohonan. Saya berlari pelan di awal, membiarkan tubuh beradaptasi. Jalur tanah merah yang lembab membuat langkah harus lebih hati-hati, apalagi saat melintasi jalanan sempit dan berbatu. Namun setiap tantangan di medan justru menjadi bahan bakar semangat, karena panorama sekitar terus memberi kejutan.

Curug Cibingbing menjadi salah satu momen paling magis dalam rute ini. Suara gemuruh air terjun yang jatuh deras dari ketinggian memecah kesunyian hutan, menciptakan harmoni alami yang luar biasa. Kabut tipis menari di antara sinar matahari yang mulai menerobos rimbun pepohonan. Saya sempat berhenti sejenak di sini, bukan hanya untuk menarik napas, tetapi juga untuk menikmati momen—seolah semesta memberi energi baru untuk melanjutkan perjalanan menuju titik tertinggi rute ini: Puncak Paniisan.

Menuju Paniisan, jalur mulai menanjak curam. Detak jantung makin cepat, napas mulai tersengal, dan otot kaki mulai menjerit. Tapi setiap langkah mendekatkan saya pada pencapaian pribadi. Saat akhirnya berdiri di atas puncak dengan ketinggian 846 MDPL, semua rasa lelah terbayar lunas. Di hadapan saya, terbentang lautan kabut yang menyelimuti perbukitan dan hutan, menciptakan lukisan alam yang tak tergambarkan dengan kata-kata. Saya sempat mengabadikan momen ini dalam foto, sebagai kenangan tentang sebuah perjalanan kecil yang mengajarkan banyak hal.

Menuruni bukit tak kalah menantang, karena selain menjaga keseimbangan, saya juga harus bersaing dengan waktu. Tapi saya merasa lebih ringan—bukan hanya karena turunan, melainkan karena hati ini penuh dengan rasa syukur. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, trail run seperti ini menjadi ruang kontemplasi. Tentang hidup, tentang tubuh kita yang bisa lebih kuat dari yang kita kira, dan tentang keindahan Indonesia yang luar biasa jika kita mau meluangkan waktu untuk menjelajahinya.

Indonesia Masters Mountain Race 2024 bukan hanya soal kompetisi. Ini adalah selebrasi akan semangat, daya tahan, dan kecintaan pada alam. Di sini saya bukan hanya pelari, tapi juga peziarah alam yang datang untuk menemukan sesuatu—dan saya menemukannya: kebebasan, ketenangan, dan harapan.

Saya pulang dari Lembah Sentul dengan tubuh yang lelah, tapi hati yang penuh. Dan saya tahu, petualangan ini bukan yang terakhir. Trail run telah menjadi bagian dari hidup saya, dan selama masih ada bukit untuk didaki dan hutan untuk dijelajahi, saya akan terus berlari.

Mengikuti Trail Run yang Luar Biasa pada Indonesia Masters Mountain Race 2024 Mengikuti Trail Run yang Luar Biasa pada Indonesia Masters Mountain Race 2024 Reviewed by Massaputro Delly TP. on Selasa, Juni 17, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.
close