Sumedang — Di tengah geliat kota kecil yang terus bergerak menuju modernitas, sebuah tempat makan sederhana di Jl. Mayor Abdurahman No. 153 berdiri teguh menjaga cita rasa dan tradisi. Rumah Makan Tahu Palasari, yang berdiri sejak 1973, bukan sekadar warung makan. Ia adalah penjaga sejarah kuliner Sumedang, rumah bagi rasa tahu legendaris yang renyah di luar, lembut di dalam, dan menyimpan cerita panjang lintas generasi.
Di balik setiap potong tahu yang tersaji hangat di atas meja, tersimpan kisah tentang cinta, imigrasi, dan ketekunan. Tahu Sumedang sendiri bermula dari seorang imigran Tionghoa bernama Ong Ki No, yang datang ke Sumedang pada awal abad ke-20. Berangkat dari kerinduan istrinya akan tahu ala kampung halaman di China, Ong meracik tahu dari kedelai lokal yang ia temukan di Conggeang. Butuh waktu dan penyesuaian untuk mengenalkan rasa baru ini ke lidah masyarakat Sunda. Namun waktu dan konsistensi menjadikan tahu Sumedang sebagai ikon rasa, dan Palasari menjadi salah satu penjaga paling setia warisan itu.
Lebih dari Sekadar Tahu
Palasari tak hanya menyajikan tahu. Ia menawarkan pengalaman. Suatu sore di Kota Sumedang, saat udara mulai sejuk dan langit menggantung awan kelabu, pengunjung mulai berdatangan. Aroma tahu goreng yang mengepul dari dapur menyatu dengan iringan musik Sunda yang dibawakan pengamen setempat. Suasana hangat dan penuh keakraban langsung terasa sejak kaki melangkah masuk.
Tahu goreng di sini selalu tersaji dalam kondisi panas, garing di luar, lembut di dalam. Disajikan bersama sambal khas dan lontong daun pisang, menciptakan harmoni rasa yang menggoda. Banyak yang datang bukan hanya untuk makan, tetapi untuk bernostalgia, menikmati momen sederhana dengan kehangatan khas rumah sendiri.
Konsistensi yang Dijaga Turun-Temurun
Rahasia kelezatan tahu Palasari terletak pada konsistensi. Resep keluarga dijaga ketat, bahan baku dipilih secara cermat, dan proses produksi tetap tradisional. Kualitas tahu tak pernah dikompromikan meski pesanan terus mengalir, baik dari pengunjung langsung maupun pembeli oleh-oleh.
Selain tahu, rumah makan ini juga menyajikan hidangan tradisional lainnya: nasi rames, soto, pepes ikan, hingga beragam kue basah yang menambah kekayaan kuliner Sunda di tempat ini. Di bagian depan, tersedia deretan oleh-oleh khas Jawa Barat—menjadikan kunjungan ke Palasari bukan hanya soal makan, tetapi wisata rasa dan budaya.
Sederhana, Tapi Tak Pernah Biasa
Di tengah maraknya kafe kekinian dan resto berkonsep modern, Palasari tetap setia pada kesederhanaannya. Meja-meja kayu, dinding dengan foto-foto lawas, hingga senyum ramah pelayan yang menyambut pengunjung dari berbagai usia—semuanya menciptakan nuansa kekeluargaan yang sulit ditemukan di tempat lain.
Itulah yang membuat Palasari bertahan. Ia tidak menjual kemewahan, tetapi kehangatan dan kejujuran rasa. Ia bukan tempat viral karena kemasan, tapi tempat kembali karena kenangan.
Jejak Rasa yang Menghangatkan
Kunjungan saya ke Palasari pada malam yang dingin di akhir Februari 2023 menjadi pengalaman yang membekas. Sambil menikmati sepiring tahu panas dan mendengar nyanyian lagu Sunda dari pengamen yang duduk bersila di pojok ruangan, saya seperti dibawa kembali ke masa kecil. Saat semuanya sederhana. Saat rasa menjadi bahasa yang menyatukan.
Di Palasari, saya belajar kembali bahwa kuliner adalah soal rasa, cerita, dan kebersamaan. Bahwa makanan terbaik bukan yang paling mewah, tapi yang paling jujur menyentuh hati.
Penutup: Jelajahi Rasa, Jelajahi Indonesia
Jika Anda merencanakan perjalanan ke Sumedang, jangan lewatkan singgah di Rumah Makan Tahu Palasari. Bukan hanya karena tahunya yang legendaris, tetapi karena di setiap gigitannya, Anda akan menemukan cerita tentang sejarah, cinta, perjuangan, dan budaya yang terus hidup.
Ayo, berwisata di Indonesia saja. Temukan kekayaan rasa dan cerita dari satu meja makan ke meja lainnya. Karena Indonesia bukan hanya indah, tapi juga penuh rasa.
📍 Alamat: Jl. Mayor Abdurahman No. 153, Kota Sumedang, Jawa Barat
📞 Jam Buka: Setiap hari, pukul 07.00–21.00 WIB
🎁 Tersedia oleh-oleh khas dan tahu goreng siap bawa pulang

Tidak ada komentar: